POTENSI DESA “PENGEMIS” MUNTI GUNUNG MENJADI DESA WISATA
Abstract
Banjar Munti Gunung yang terletak di Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu, Karangasem, Provinsi Bali tidak asing di telinga masyarakat Pulau Dewata. Banjar ini dikenal sebagai salah satu daerah dimana gelandangan dan pengemis berasal. Minimnya tingkat ekonomi dan terbatasnya pemahaman akan pentingnya pendidikan berdampak pada rendahnya Pendidikan masyarakat. Masyarakat memilih untuk tetap melakukan kebiasaan lama yakni menjadi gepeng daripada memanfaatkan potensi yang ada di desanya. Penelitian ini menggunakan sumber data berupa data sekunder berupa studi litelatur dan data sekunder pendukung lainnya. Metode penelitian menggunakan deskriptif kualitatif yang diharapkan mampu menjelaskan mengenai potensi Desa Munti Gunung sebagai Desa Wisata. Beberaoa perkebunan yang ada di desa ini dapat diolah menjadi salah satu daya tarik wisata pertanian dan hasil yang diperoleh dari perkebunan itu dapat juga diolah menjadi barang atau benda yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi. Banjar Munti Gunung which is located in Tianyar Barat Village, Kubu District, Karangasem, Bali Province is no stranger to the people of the Island of the Gods. Banjar is known as one of the areas where homeless and beggars come from. The lack of economic level and limited understanding of the importance of education have an impact on the low level of public education. The community chooses to keep doing the old habit of being flat rather than taking advantage of the potential that exists in their village. This study uses data sources in the form of secondary data in the form of literature studies and other supporting secondary data. The research method uses descriptive qualitative which is expected to be able to explain the potential of Munti Gunung Village as a Tourism Village.Several plantations in this village can be processed into one of the agricultural tourist attractions and the results obtained from the plantation can also be processed into goods or objects that have a higher economic valueReferences
Bali Post. 2018. “Pembangunan 50 Unit Rumah Di Muntigunung Target Rampung 15 Desember.” Bali Post. 2018.
Berugek Dese. 2014. “Munti Gunung Yang Dikenal Dengan Sebutan Desa Gepeng (Gelandangan Dan Pengemis).” Berugek Dese. 2014.
Casmudi. 2014. “MEMBANGUN PERDESAAN SEHAT DI DUSUN MUNTIGUNUNG, DESA TIANYAR BARAT, KARANGASEM - BALI,” no. desa tertinggal.
Citra, I Putu Ananda, I Made Sarmita, and A Sediyo Adi Nugraha. 2019. “Pengembangan Desa Wisata Muntigunung Melalui Pemetaan Potensi Desa Dan Inventarisasi Produk Unggulan Di Desa Tianyar Barat.” Prosiding SENADIMAS Ke-4, no. November 2019: 891–902.
Luh, Ni, Putu Suciptawati, Made Asih, Ni Nyoman, and Sri Artini. 2012. “Tanggapan Masyarakat Desa Terpencil Terhadap Wajib Belajar 9 Tahun (Studi Kasus Masyarakat Munti Gunung Kabupaten Karangasem).” Piramida 8 (1): 32–38.
Suastika, I Nengah. 2021. “Tradisi Meurup-Urup Dan Nilai-Nilai Karakter Masyarakat Banjar Munti Gunung Desa Tianyar Barat Kabupaten Karangasem.” Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial 7 (1): 01. https://doi.org/10.23887/jiis.v7i1.27408.
Wiriantari, Frysa. 2016. “Penataan Kawasan Tepi Tukad Badung Dalam Upaya Pemberdayaan Masyarakat.” Anala 2 (14): 1–6.
Wiriantari, Frysa. 2021a. “Penataan Danau Buyan Sebagai Upaya Pengembangan Pariwisata Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa.” Vastuwidya 4 (2): 59–64. http://www.ejournal.universitasmahendradatta.ac.id/index.php/vastuwidya/article/view/322/285.
Wiriantari, Frysa. 2021b. “Potensi Desa Jegu Dalam Meningkatkan Daya Saing Wilayah.” In Seminar ASPI, 2–3. Denpasar: Universitas Mahasaraswati Press. https://seminar2021.aspi.or.id/.
Copyright (c) 2022 Ni Putu Tustiari, Frysa Wiriantari, Arya Bagus Mahadwijati Wijaatmaja
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.