Tata Letak Dan Material Lumbung Di Desa Jegu, Tabanan – Bali
Abstract
Bangunan Lumbung merupakan bangunan yang berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan padi. Bangunan lumbung ini terletak tepatnya di dalam kompleks bangunan rumah tradisional Bali. lumbung terdiri dari dua lantai pada lantai atas lumbung berfungsi sebagai tempat penyimpanan padi, dan pada bagian bawah disebut bale yang digunakan sebagai ruang istirahat keluarga, sebagai tempat untuk membuat perlengkapan upacara, tempat duduk-duduk atau tempat penerimaan tamu, bila ada orang atau tamu yang datang maka, pertama yang dituju oleh orang tersebut adalah lumbung sebab lumbung tempat yang paling efektif untuk tempat berteduhnya dan setiap orang yang bertamu khususnya orang bali tahu bahwa lumbung itu bisa menetralisir aura negatifnya. Adapun rumusan masalah yang diangkat yakni bagiamana tata letak dan material yang digunakan pada lumbung milik keluarga bapak mangku nyoman sudarma serta mengapa satu site dengan sepuluh kepala keluarga bisa mendirikan masing-masing lumbung ? Batasan masalahnya dari identivikasi masalah tersebut. Pada umumnya tata letak sebuah bangunan lumbung terletak dibagian arah tenggara dari natah umah lumbung biasanya berbentuk persegi panjang dengan memakai saka atau tiang yang terbuat dari bahan kayu yang bisa berjumlah empat atau enam. Pondasi bangunan lumbung menggunakan bebatuan dengan memakai lantai yang biasanya lebih rendah dari paon atau dapur. Awalnya lumbung menggunakan bahan seperti atap menggunakan alang-alang, tiang atau saka menggunakan kayu kutat, usuk dan tingehnya menggunakan kayu waru atau jempinis, dan tempat duduknya menggunakan kayu seseh atau yang lainnya. Karena perkembangan zaman dan bahan – bahan yang digunakan awalnya sangat sulit untuk di dapat maka banyak lumbung menggunakan bahan yang ada seperti, atap genteng, reng menggunakan kayu kamper dan lain sebagainya. Dapat disimpulkan bahwa filosofi lumbung merupakan tempat untuk menyimpan padi yang digunakan oleh setiap warga Indonesia yang mempunayai hasil pertanian dan bangunan lumbung dari waktu ke waktu banyak perubahan dari segi material dan tata letak.References
Gelebet, I Nyoman. 1984. Arsitektur Rumah Tradisional Bali. Penerbit Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
Bappeda tingkat I Bali dan Universitas Udayana. 1982, Pengembangan Arsitektur Tradisional Bali untuk Keserasian Alam Lingkungan, Sikap Hidup, Tradisi dan Teknologi. Denpasar: Bappeda Tingkat I Bali.
http://arsitekturtradisionalrumahadatbali.blogspot.com/2012/07/lumbung.html ( diakses pada tanggal 24 Agustus, 2020 pukul 10.51 wita )
https://docplayer.info/56270706-Identifikasi-varian-arsitektur-lumbung-di-bali.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Jineng
http://www.babadbali.com/ ( diakses pada tanggal 19 Agustus 2020 pukul 16.43 wita )
https://www.tribunnews.com/lifestyle/2014/08/28/jineng-lumbung-padi-khas-baku-yang-populer-jadi-ruang-santai ( diakses pada tanggal 23 Agustus 2020 pukul 10.19 wita )
https://www.nusabali.com/berita/48072/tanpa-jineng-mantenin-dewa-padi-bisa-di-sanggah (diakses pada tanggal 23 Agustus 2020 pukul 10.19 wita )
https://imagebali.net/detail-artikel/73-mengenal-bangunan-jineng-bali.php (diakses pada tanggal 23 Agustus 2020 pukul 10.19 wita )