MUSEUM SUBAK DI KABUPATEN BADUNG
Abstract
Bali memang pulau yang penuh dengan pesona keindahan. Hampir di setiap sudut pulau, pesona keindahan tersebut dapat dengan mudah ditemukan. Mulai dari keindahan daerah pantai, pedesaan, perkotaan, hingga aliran kepercayaan yang seakan-akan tidak pernah berhenti menarik perhatian untuk terus dikagumi. Tidak heran banyak orang yang jatuh hati kepada pulau indah ini. Salah satu tempat yang banyak menarik perhatian orang untuk datang ke Bali adalah area persawahannya. Dan, ketika kita sudah berada di area persawahan ini, kita akan berkenalan secara langsung dengan Subak.Namun seiring berjalannya waktu dan jaman Subak yang berada di Kabupaten Badung perlahan sudah mulai menipis dikarenakan banyaknya alih fungsi lahan dan peralihan mata pencaharian. Dengan demikian perlu adanya pelestarian subak yang ada di kabupaten badung dengan membangun Museum Subak yang berada di Kabupaten Badung. Dari latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut. Bagaimana cara melestarikan Subak yg berada di Kabupaten Badung? Bagaimana cara memperkenalkan Subak?Metode penelitian yang di pakai yakni metode pengumpulan data yang meliputi data primer dengan teknik wawancara dan observasi, data sekunder yakni dengan studi kepustakaan dan buku penunjang literatur berupa Museum Subak. Metode analisis data yang meliputi pengelompokan data, analisis dan sintesis daan yang terakhir adalah Metode penarikan kesimpulan yang meliputi metode induktif dan dedukatif.Dalam perencanaan Museum Subak di Kabupaten Badung menggunakan Konsep Dasar Edukatif dan Budaya dimana dilihat dari fungsi Museum tersebut. Penggunaan Tema Arsitektur Neo Vernakular pada perencanaan Museum Subak di Kabupaten Badung ini bertujuan agar nantinya wujud/fasade dari Museum Subak yang dibangun sesuai dengan budaya yang ada di daerah tersebut. Kata Kunci : Museum, Subak, PelestarianReferences
Bappeda Kabupaten Badung, Rencana Tata Ruang Wialayah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung Tahun 2014-2024.
Ernst Neufert, Data Arsitek, Jilid I, Edisi Kedua, Erlangga, Jakarta, 1995
Ernst Neufert, Data Arsitek, Jilid I, Edisi33, Erlangga, Jakarta, 1997
Ernst Neufert, Data Arsitek, Jilid 2, Edisi 33, Erlangga, Jakarta, 2002
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tabanan, Museum Subak, Tabanan, 2011
Dinas Pekerjaan Umum Proyek Peningkatan Fungsi Museum Subak, Subak di Bali, Denpasar, 1997
Ashrama, B. 2005, Implementasi Konsep Tri Hita Karana Pada Beberapa Hotel Di Bali, Tesis (tidak diterbitkan), Denpasar : Program MM Universitas Udayana.
_______, 2005, Subak Menghadapi Tantangan Globalisasi, Perlu Upaya Pelestarian dan Pemberdayaan Secara Lebih Serius. Dalam I Gede Pitana dan I Gede Setiawan AP., (Ed) : Revitalisasi Subak Dalam Memasuki Era Globalisasi, Yogyakarta : ANDI OFFSET.
Suyatna, I Gde, 1987, Potensi Keterbukaan Subak Dalam Pembangunan Pertanian, Laporan Penelitian, Denpasar : Universitas Udayana.
_______, 2006. Transformasi Sistem Irigasi Subak Yang Berlandaskan Konsep Tri Hita Karana. Denpasar : Pustaka Bali Post.
Sunarso, Drs, 2000, Pengetahuan Dasar Konvensional Koleksi Museum, Direktorat Permuseuman, Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta
Sutarga, Moh. Amir, 1999, Museografi dan Museologi, Direktorat Permuseuman, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta