POLA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI GUREM (Studi Kasus Desa Les Kecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng, Bali)
Abstract
Banyak masyarakat pertanian Indonesia tinggal di daerah pedesaan atau pedesaan. Mereka umumnya dalam kondisi buruk dan sengsara, lebih banyak dari mereka hidup di bawah tingkat kemiskinan. Terjadinya beberapa fluktuasi moneter dan krisis dalam sifat multi dimensi akan menekan petani sehingga semakin ditekan dan melarat. Kemiskinan memiliki hubungan tertutup dengan tingkat pendapatan, dan upaya untuk menghapusnya dilakukan dengan meningkatkan pendapatan kelas miskin. Namun pada pelaksanaannya, seringkali menemui beberapa kendala seperti: kurangnya sumber daya intelektual, keterbatasan modal, daerah pertanian yang sempit dan kemampuan yang tidak mencukupi. Semua cacat memiliki pengaruh terhadap produktivitas petani yang bobrok. Desa Les adalah kategori pedesaan yang belum berkembang yang mencoba menarik diri melalui program IDT (Inpres Desa Tertinggal). Ini adalah program pemerintah yang didasarkan pada pembukaan kesempatan kerja bagi masyarakat termasuk di sektor pertanian.Penelitian ini merupakan verifikasi teoritis dengan menguji teori kemiskinan terhadap fenomena yang terjadi di desa Les dengan menggunakan indikator Gini Ratio (GR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa desa Les dibagi menjadi 3 kelas, yaitu: (i) 3% kondisi sangat buruk, (ii) 18% orang miskin dan 19% cukup. Perpanjangan IDT dari pemerintah tidak memiliki dampak signifikan terhadap perubahan pekerjaan.
Published
2014-12-17
How to Cite
Karyati, N. K. (2014). POLA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI GUREM (Studi Kasus Desa Les Kecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng, Bali). Widyasrama, 24(2). Retrieved from http://ejournal.undwi.ac.id/index.php/widyasrama/article/view/408
Section
Articles