Comparison of Planning on The Martial Defense System at Bali Aga Against Bali Apanaga Villages (Case Study at Desa Adat Pengotan and Desa Adat Klungkung

  • I Gusti Ngurah Tri Adiputra

Abstract

Kedua desa memiliki cukup berbeda pada latar belakang dan pengaruh budaya. Bali Aga adalah desa pegunungan yang masih memegang mantap tradisi komunal mereka dengan loyalitas yang sangat tinggi untuk dinasti Warmadewa (sebelumnya kewenangan daerah Bali sebelum pengajuan Majapahit), sementara Bali Apanaga adalah desa dataran rendah di bawah pengaruh Hindu-Jawa Majapahit.Sistem budaya kedua desa berdampak tinggi terhadap sistem pertahanan bela diri berencana melawan musuh mereka, dalam skala makro (tingkat desa), skala mezzo (tingkat penyelesaian) dan skala mikro (tingkat tempat tinggal).Hasil jejak membuktikan bahwa desa-desa Bali Aga tidak setuju dengan gangguan Majaphit, mereka cenderung untuk mengevakuasi desa mereka ke daerah pegunungan yang sulit untuk dicapai dalam pandangan aksesibilitas. Mereka sengaja memilih benteng natura untuk lokasi desa mereka, seperti; gunung curam, sungai cepat atau jurang yang dalam. Untuk hunian desain tempat, mereka tampaknya membuat formasi merakit (tidak scatterd) dengan menghilangkan pagar batin mereka. Sementara Bali desa apanage dengan pengaruh Majapahit, mereka hanya mengadopsi perencanaan pertahanan perang dalam jangka gaya Majapahit. Di tingkat kota, sebagai pertahanan pusat adalah benteng yang mengelilingi oleh Raja saudara / keluarga dan pemukiman ksatria dan mereka adjuntant setia initempat tinggal. Kemudian di perbatasan wilayah kerajaan (setidaknya empat arah), mereka membangun beberapa barupemukiman untuk saudara-saudara raja yang dikenal sebagai "Manca" untuk pertahanan pertama. Jadi Mancas memiliki fungsi sebagai kota setelite. Sebelum memasuki istana, beberapa sistem pertahanan yang dibangun seperti: (i) geblog (penghalang bambu tajam), (ii) belumbang (bunker) dan (iii) sedangkan gelar (benteng batu keras). Di tingkat mikro, di Castle, dinding pagar dibangun pada dimensi tinggi dan tebal dan masing-masing pemukiman (Mandala) dihubungkan dengan pagar fisura.
Published
2013-08-15
How to Cite
Tri Adiputra, I. G. N. (2013). Comparison of Planning on The Martial Defense System at Bali Aga Against Bali Apanaga Villages (Case Study at Desa Adat Pengotan and Desa Adat Klungkung. Widyasrama, 21(1). Retrieved from http://ejournal.undwi.ac.id/index.php/widyasrama/article/view/136