TANAMAN TOMAT YANG TERINFEKSI TOMATO INFECTIOUS CHLOROSIS VIRUS (TICV) DENGAN BERBAGAI METODE DETEKSI

  • Ni Nengah Putri Adnyani Universitas Dwijendra
Keywords: Tomato infectious chlorosis virus (TICV), tomat, deteksi

Abstract

Penyebaran Tomato infectious chlorosis virus (TICV) yang terbatas pada jaringan floem ini menyebabkan TICV sangat sukar dipurifikasi untuk mendapatkan virus murni dalam jumlah yang memadai sebagai antigen. Mungkin karena alasan ini maka belum ada antiserum komersial yang tersedia untuk mendeteksi TICV sehingga sampai saat ini deteksi TICV dilakukan hanya melalui reverse transcription-polymerase chain reaction (RT-PCR). Kemajuan teknologi di bidang biologi molekuler telah menyediakan metode untuk mengekspresikan suatu gen tertentu, dengan menyisipkannya dalam vektor ekspresi (plasmid) pada Escherichia coli. Antiserum poliklonal disiapkan untuk selubung protein (coat protein) (TICV) yang diekspresikan dalam Eschericia coli yang dievaluasi berdasarkan reaksinya terhadap keberadaan partikel virus dalam jaringan tanaman tomat. Evaluasi berdasarkan kekhususan reaksi antiserum dan tingkat titer antiserum dengan menggunakan 3 macam uji serologi yang berbeda, yaitu agarose gel precipitation test (AGPT), dot blot immunobinding assay (DIBA), dan indirect enzyme-linked immunosorbent assay (I-ELISA). Antiserum memberikan sinyal positif yang jelas pada semua uji serologi yang menggunakan cairan perasan tanaman tomat yang terinfeksi TICV, tetapi tidak ada sinyal positif yang terdapat dalam uji reaksi antiserum dan cairan perasan tanaman tomat sehat. Hal ini yang menunjukkan kekhususan dari antiserum tersebut.

References

Abouzid AM, Astua JF, Purcifull DE, Beckam KA, Crawford WE et al. 2002. Serological studies using polyclonal antisera prepared against the viral coat protein of four Begomovirus expressed in Escherichia coli.Plant Dis.86(10): 1109-1114.
Andriani A. 2011. Deteksi diferensial Tomato chlorosis virus (ToCV) dan Tomato infectious chlorosis virus (TICV) dengan reverse transcription- polymerase chain reaction (RT-PCR) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Cotillon AC, Desbiez C, Bouyer S, Scheibel CW, Gros C, Delecolle B, Lecoq H. 2005. Production of a polyclonal antiserum against the coat protein of Cucurbit yellow stunting disorder crinivirus expressed in Escherichia coli. EPPO Bull.3(5): 99-103.
Fitriasari ED. 2010. Keefektifan kutu kebul dalam menularkan virus penyebab penyakit kuning pada tanaman tomat [tesis]. Bogor (ID): Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Hartono S, Wijonarko A. 2007. Karakterisasi biologi molekuler Tomato infectious chlorosis virus penyebab penyakit kuning pada tanaman tomat di Indonesia. J Akta Agros. 2: 139-146.
Jacquemond M, Verdin E, Dalmon A, Guilbaud L, Gognalons P. 2008. Serological and molecular detection of Tomato chlorosis virus and Tomato infectious chlorosis virus in tomato. Plant Pathol.58(2): 210-220.
Kurniawati F. 2012. Ekspresi gen coat protein Tomato infectious chlorosis virus pada Escherichia coli untuk antigen dalam produksi antiserum [tesis]. Bogor (ID): Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Nurulita S. 2011. Identifikasi Tomato infectious chlorosis virus (TICV) dan Tomato chlorosis virus (ToCV) melalui reverse transcription-polymerase chain reaction (RT-PCR) dan sikuen nukleotida [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Tsai WS, Shih SL, Green SK, Hanson P, Liu HY. 2004. First report of the occurrence of Tomato chlorosis virus and Tomato infectious chlorosis virus in Taiwan. Plant Dis. 8(8): 311.
Wisler GC, Duffus JE, Liu HY, Li RH. 1998a. Ecology and epidemiology of whitefly-transmitted Closteroviruses. Plant Dis. 82(3): 270-280.
Published
2021-08-01
How to Cite
Ni Nengah Putri Adnyani. (2021). TANAMAN TOMAT YANG TERINFEKSI TOMATO INFECTIOUS CHLOROSIS VIRUS (TICV) DENGAN BERBAGAI METODE DETEKSI. Widyasrama, 31(1), 1-12. Retrieved from http://ejournal.undwi.ac.id/index.php/widyasrama/article/view/1152