Ragam Bahasa dan Sastra Dalam Geguritan Luh Lutung: Sebagai Media Pendidikan Bagi Masyarakat
Main Article Content
Abstract
Ragam bahasa dan sastra yang terdapat pada karya sastra tradisional Bali dapat dipakai sebagai media pendidikan bagi masyarakat. Salah satunya terdapat dalam teks Geguritan Luh Lutung yang digunakan sebagai objek penelitian. Teks Geguritan Luh Lutung mengandung nilai-nilai filsafat kehidupan yang nantinya dapat dipakai sebagai media pendidikan dalam tradisi mabebasan. Tradisi mabebasan merupakan perihal berbahasa tentang pemberian arti dan pemberian makna dalam karya sastra tradisional. Permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah bagaimanakah ragam bahasa dan ragam sastra dalam teks Geguritan Luh Lutung sebagai media pendidikan bagi masyarakat?. Tujuan dari penelitian ini untuk melestarikan khazanah budaya khususnya dalam karya sastra tradisional Bali. Selain itu, untuk mengetahui ragam bahasa dan ragam sastra dalam teks Geguritan Luh Lutung sebagai media pendidikan bagi masyarakat. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif analitik. Metode deskriptif analitik adalah suatu metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adala teori stilistika. Istilah gaya bahasa dengan stile (sebagai pengindonesiaan dari style) pada hakikatnya merupakan teknik, teknik pemilihan ungkapan kebahasaan, dirasa dapat mewakili sesuatu yang akan diungkapkan. Hasil analisis dalam penelitian ini, berupa: (1) ragam bahasa dalam teks Geguritan Luh Lutung yang ditemukan berupa stratifikasi Bahasa Bali. Penggunaan Bahasa Bali Alus ditemukan pada ranah keluarga percakapan antartokoh Made Saliksik kepada orang tuanya dan ranah masyarakat dalam percakapan antartokoh Made Saliksik dan Luh Lutung terhadap gurunya. (2) Ragam sastra dalam teks Geguritan Luh Lutung yang digunakan dalam penelitian ini berupa gaya bahasa perbandingan, seperti: perumpamaan, personifikasi, antitesis. Gaya bahasa pertentangan, seperti: Hiperbola, dan litotes. Gaya bahasa pertautan, seperti: Eufemisme, dan antonomasia.
Article Details
How to Cite
Puspawati, L. P., & Wisnu Parta, I. B. M. (2021). Ragam Bahasa dan Sastra Dalam Geguritan Luh Lutung: Sebagai Media Pendidikan Bagi Masyarakat. Widya Accarya, 12(2), 251-267. https://doi.org/10.46650/wa.12.2.1133.251-267
Section
Articles
An author who publishes in the Widya Accarya agrees to the following terms:
- Author retains the copyright and grants the journal the right of first publication of the work simultaneously licensed under the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal
- Author is able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book) with the acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Author is permitted and encouraged to post his/her work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of the published work (See The Effect of Open Access).
Read more about the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 Licence here: https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/.
References
Adnyana, I. K. S, Made Suwendi, Dayu Novita Yogan Dewi. (2018). “Dominasi Laki-laki pada Masyarakat Matrilineal Suku Tetun, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur Berdasarpada Penggunaan Bahasa”. Prosiding Seminar Nasional Menggali Pengalaman Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Universitas Pendidikan Ganesha. Singaraja 20-21September 2018. Halaman 40-50.
Atmazaki. 1990. Ilmu Sastra: Teori dan Terapan. Padang: Angkasa Raya Padang
Damono, Sapardi Djoko. 1984. Sosiologi Sastra: Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Kartomihardjo, Soeseno. 1988. Bahasa Cermin Kehidupan Masyarakat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Kridalaksana, Harimurti. 1992. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Mastini, Gusti Nyoman. 2019. Tradisi Mabebasan Sebagai Upaya Pelestarian Bahasa Bali. Denpasar: Kalangwan: Jurnal Pendidikan Agama, Bahasa, Dan Sastra Agama. Vol. 9 No. 1 Maret 2019. https://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/Kalangwan/article/view/1077/917.
Nurgiyantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada.
Parta, Ida Bagus Made Wisnu. 2014. Analisis Stilistika Dalam Pupuh-Pupuh Karya Sastra Tradisional Bali. Denpasar: Jurnal Widya Acharya. Oktober 2014. http://ejournal.undwi.ac.id/index.php/widyaaccarya/article/download/35/23
Saputra, Karsono H. 1992. Pengantar Sekar Macepat. Jakarta: Fakultas Sastra Universitas Indonesia.
Simpen AB. I Wayan. 1980. Basita Paribasa. Denpasar: Upada Sastra
Sugiono. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tarigan, Henry Guntur. 1985. Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: Angkasa.
Tinggen,I Nengah. 1982. Aneka Rupa Basa Bali. Singaraja.
Wellek, Rene dan Warren, Austin. 1993. Teori Kesusastraan (terjemahan melalui Budiyanto). Jakarta: Gramedia.
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/antitesis Diakses 30 Agustus 2021.
Atmazaki. 1990. Ilmu Sastra: Teori dan Terapan. Padang: Angkasa Raya Padang
Damono, Sapardi Djoko. 1984. Sosiologi Sastra: Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Kartomihardjo, Soeseno. 1988. Bahasa Cermin Kehidupan Masyarakat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Kridalaksana, Harimurti. 1992. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Mastini, Gusti Nyoman. 2019. Tradisi Mabebasan Sebagai Upaya Pelestarian Bahasa Bali. Denpasar: Kalangwan: Jurnal Pendidikan Agama, Bahasa, Dan Sastra Agama. Vol. 9 No. 1 Maret 2019. https://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/Kalangwan/article/view/1077/917.
Nurgiyantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada.
Parta, Ida Bagus Made Wisnu. 2014. Analisis Stilistika Dalam Pupuh-Pupuh Karya Sastra Tradisional Bali. Denpasar: Jurnal Widya Acharya. Oktober 2014. http://ejournal.undwi.ac.id/index.php/widyaaccarya/article/download/35/23
Saputra, Karsono H. 1992. Pengantar Sekar Macepat. Jakarta: Fakultas Sastra Universitas Indonesia.
Simpen AB. I Wayan. 1980. Basita Paribasa. Denpasar: Upada Sastra
Sugiono. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tarigan, Henry Guntur. 1985. Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: Angkasa.
Tinggen,I Nengah. 1982. Aneka Rupa Basa Bali. Singaraja.
Wellek, Rene dan Warren, Austin. 1993. Teori Kesusastraan (terjemahan melalui Budiyanto). Jakarta: Gramedia.
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/antitesis Diakses 30 Agustus 2021.