Usaha ini menghasilkan produk hiasan eksfresho (pengharum ruangan beraroma kopi). Bahan baku pada pembuatan produk pengharum ruangan ini adalah kulit kopi dan kulit jagung. Dalam program ini pengusul mengambil limbah kulit kopi dari petani kopi di Desa Pupuan. Limbah pertanian kulit jagung diambil di Desa Kesiman yang merupakan penghasil komoditi jagung di Kota Denpasar. Pendapatan usaha produk hiasan eksfresho (pengharum ruangan beraroma kopi) selama periode sampai bulan agustus yaitu Rp 4.700.000,-, dengan jumlah penjualan 235 pcs dan harga per pcs adalah Rp. 20.000,-. Biaya tetap dalam usaha produk hiasan eksfresho (pengharum ruangan beraroma kopi) terdiri dari upah tenaga kerja, penyusutan, dan biaya pemasaran. Untuk biaya tidak tetap meliputi biaya pengadaan bahan baku seperti kulit kopi, kulit jagung, dan ranting kopi; pembelian bahan pembantu seperti karung goni, tali goni, pita; biaya bahan pengemas seperti plastik dan kotak kemasan, dan biaya utilitas. Biaya operasional usaha produk hiasan eksfresho (pengharum ruangan beraroma kopi) sampai bulan Agustus sebesar Rp. 4.253.500,-. Pada periode sampai bulan Agustus usaha produk hiasan eksfresho (pengharum ruangan beraroma kopi) ini mendapat Laba sebesar Rp. 446.500,-. Hambatan yang didapat dalam menjalankan usaha produksi pengharum ruangan beraroma kopi ini adalah kendala dalam pemasaran yang belum menyentuh secara maksimal target pasar yang ingin dicapai. Hal ini terjadi karena usaha baru dirintis sehingga konsumen belum mengenal produk ini. Kelangsungan dari usaha ini memerlukan promosi yang tepat dan pemasaran yang lebih gencar. Usaha ini merupakan peluang bisnis yang baik karena produk yang dihasilkan masih baru dan sedikit saingannya
Kata Kunci: Kulit kopi, kulit jagung, Limbah pertanian, Kewirausahaan
Editorial Office Jurnal dwijenAGRO Fakultas Pertanian Kampus Universitas Dwijendra Lantai 2 Jl. Kamboja No.17, Dangin Puri Kangin, Kec. Denpasar Utara, Kota Denpasar, Bali 80233