PELESTARIAN POTENSI EKOWISATA DI KAWASAN HUTAN MANGROVE DESA SUWUNG KAUH DENPASAR SELATAN

  • Aryanto Ubu Lele Fakultas Pertanian Universitas Dwijendra

Abstract

Kota Denpasar merupakan ibukota Provinsi Bali, pada sektor pariwisata Kota Denpasar juga memiliki potensi sumber daya alam baik darat maupun laut, sama seperti daerah lainnya. Salah satunya adalah potensi lautan mangrove yang terletak di Desa Pemogan Suwung Kauh, Denpasar Selatan. Selain itu juga lautan Mangrove memiliki berbagai manfaat bagi masyarakat Bali dan terkhususnya masyarakat sektor kawasan hutan Mangrove. Kawasan hutan Mangrove ini dikelola oleh pihak pemerintah di bawah naungan Provinsi / Pusat.Lokasi penelitian ditentukan dengan menggunakan metode purpose sampling atau secara sengaja yaitu pada Mangrove Information Center (MIC) yang terletak di Desa Pemogan Suwung Kauh Denpasar Sealatan dengan beberapa pertimbangan tertentu. Populasi dalam penelitian ini adalah Pimpinan dan Seluruh Staff Mangrove Information Center (MIC) yang berjumlah 37 orang anggota yang mengelola potensi ekowisata hutan mangrove dari jumlah keseluruhan jumlah populasi. Maka diambil 10 (sepuluh) orang sebagai sampel yang terdiri dari Pimpinan dan setiap seksi diambil 1 (satu) orang.Hasil penelitian menunjukkan bahwa mangrove memiliki berbagai potensi dan daya tarik wisata yang menguntungkan bagi masyarakat. Potensi mangrove meliputi : potensi fisik tentang alam dan pemandangan potensi keanekaragaman jenis mangrove serta potensi sosial budaya. Sedangkan fasilitas – fasilitas pendukung ekowisata hutang mangrove meliputi : gedung pusat informasi mangrove (Mangrove Informasi Center), kolam monitor, areal persemaian (nursey area), kolam sentuh (touch pool), jembatan kayu (woden trail), pondok peristirahatan, geladak terapung (floating deck) serta menara pandang (viewing tower).Adapun kegiatan-kegiatan atau produk wisata hutan mangrove terdiri dari pengamatan burung, memancing, bermain cano, beramin boat, serta Mangrove Information Center (MIC) memiliki susunan kepengurusan pengelolaan hutan mangrove yang terdiri dari berbagai seksi / bagian. Hutan mangrove memiliki manfaat yang luar biasa bagi masyarakat Bali dan terkhususnya masyarakat yang berada di wilayah mangrove. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan mampu menjaga maupun melestarikan hutan mangrove dengan upaya – upaya dukungan dari pemerintah yang bersangkutan sehingga hutan mangrove selalu lestari dan terjaga keberadaannya.Kata Kunci :   Mangrove Information Center (MIC), Potensi dan Fasilitas Hutan Mangrove

References

AlfiraRizky. 2014. Identifikasi Potensi Dan Strategi Pengembangan Ekowisata Mangrove Pada Kawasan Suaka Marga Satwa Mampie Di Kecamatan Wonomulyo. Skripsi Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin.

Bengen, D.G. 2007. Pedoman Teknis Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove. PKSPL-IPB, Bogor.

Departemen Kehutanan. 1991. Strategi Nasional Pengelolaan Mangrove Di Indonesia. Jakarta

Departemen Kehutanan. 2001. Eksekutif. Data Strategis kehutanan.BadanPlanologi Kehutanan, Jakarta.

FAO. 1994. Mangrove forest management Guildelines.FAO Forestry Paper No. 177. Rome: FAO

Giesen,W. 1993 Indonesias Mangroves; An Update on Remaining Area and Main Management Issues. Dalam seminar “Coastal Zone Management of Small Island Ecosystemsâ€, Ambon, 7-10 April 1993. hal.10

Honey, M. 1999. Ecotorism and sustainable development: Who Owns Paradise? Island Press, Washington, DC

Massaut L. 1999. Mangrove management and shrimp Aquaculture Department of Fisheries and Allied Aquaculture and Allied International Center for Aquaculture and Aquatic Environments. Auburn University. Alabana. 45 pp.

Muhaerin, M. 2008. Kajian Sumber daya Ekosistem Mangrove Untuk Pengelolaan EkowisataDi Estuari Perancak, Jembrana, Bali.Skripsi.Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Subadra, IN. 2008. Ekowisata sebagai wahana Pelestarian Alam. Bali. [Online], http//Bali tourism Wacth Ekowisata sebagai Wahana pelestarian Alam .welcome to Bali Tourism Watch.htm [ di akses tanggal 17 januari 2015].

Taqwa, A. 2010. Analisis Produktivitas primer pitoplankton dan struktur komunitas fauna makrobenthos berdasarkan kerapatan mangrove di kawasan konservasi mangrove dan bekantan kota Tarakan, Kalimantan Timur. Tesis. Semarang.

Unep. About Ecotourism (1987). (http://www.unepic.org). Bandung. November 2006.

Yulianda, F. 2007. Ekowisata Bahari Sebagai Alternatif Pemanfaatan Sumberdaya Pesisir Berbasis Korservasi. Makalah Seminar Sains 21.

Published
2017-05-05
Section
Articles