PENGELOLAAN AIR IRIGASI SISTEM SUBAK

  • Ni Luh Made Pradnyawathi Fakultas Pertanian Universitas Udayana
  • Gede Menaka Adnyana Fakultas Pertanian Universitas Udayana

Abstract

Ketersediaan air akan semakin langka karena pemanfaatannya semakin meningkat. Kondisi ini akan mempengaruhi keberlangsungan irigasi di Bali yang dikelola melalui sistem subak. Oleh karena itu, diperlukan adanya pengelolaan air irigasi yang efisien dan efektif guna menjamin pengelolaan usahatani di lahan sawah. Tulisan ini bertujuan untuk menggambarkan sistem fisik dan sosial subak dalam pengelolaan irigasi di Bali. Perangkat irigasi sistem subak meliputi perangkat fisik dan non fisik. Perangkat fisik terdiri atas bangunan dan saluran sampai lahan sawah. Perangkat fisik di dalamnya termasuk bangunan suci. Kemudian, perangkat non fisik meliputi organisasi subak serta aturan subak yang disebut awig-awig.Pengelolaan air irigasi sistem subak dilakukan dengan pendekatan konsensus dan konsep harmoni. Penanaman padi pada musim hujan disepakati dengan sistem serempak, sedangkan pada musim kemarau dilakukan pergiliran tanam untuk padi dan palawija. Jika debit air tidak mencukupi, sebagian lahan diberakan dan guna menjamin suasana harmoni tetap dilakukan sistem peminjaman air antar petani. Key words: subak, irrigasi, konsensus dan harmonis 

References

Bosc, P.-M., Eychenne, D., Hussein, K., Losch, B., Rondot, P.,

& Macintosch-Walker, S. (2001) The Role of Rural Pro-

ducers Organizations (RPOs) in the World Bank Rural Development Strategy Commissioned Study. World Bank, Washington, DC.

Levine, G. 1984. Perangkat Keras dan Lunak: Perspektif Teknik

Mengenai Kombinasi Antara Keduanya Untuk Pengelo-

laan Irigasi. Dalam E. Pasandaran dan D.C. Taylor (Eds.) 1984. Irigasi. Perencanaan dan Pengelolaan. PT. Grame-

dia. Jakarta. 240 hal.

Pasandaran, E. 1980. Penampilan Irigasi di Cirebon dalam

Rangka Evaluasi Sistem Irigasi di Indonesia.Dalam Berita

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. LIPI.hal:47-53.

Rachman, B. 2009. Kebijakan Sistem Kelembagaan Pengelolaan

Irigasi: Kasus Provinsi Banten. Analisis Kebijakan Perta-

nian Vol. 07 No. 1.Tahun 2009.

Siskel, S.E. dan S.R. Hutapea. 1995. Irigasi di Indonesia. Peran

Masyarakat dan Penelitian. PT. LP3ES. Indonesia. 132 hal.

Sosrodarsono, S. dan K. Takeda. 1978. Hidrologi untuk Pengai-

ran. Pradnya Paramita. Jakarta. 226 hal.

Sumarta, K. 1992. Subak. Inspirasi Manajemen Pembangunan

Pertanian. Penerbit Cita Budaya Denpasar. 91 hal.

Sutawan, N. 2005. Subak Menghadapi Tantangan Globalisasi.

Dalam Pitana dan Setiawan AP. editor.. Revitalisasi Subak dalam Memasuki Era Globalisasi. Yogyakarta: Andi.

Tim Peneliti FP Unud. 1982. Laporan Penelitian Efisiensi Peng-

gunaan Air pada Padi Sawah. Tidak Dipublikasi. 32 hal.

Tim Peneliti IPB dan Unud. 1973. Subak: Organisasi Pengairan

di Bali. Laporan Penelitian. Tidak Dipublikasi.

Wickham, T.H. dan A. Valera. 1984. Praktek-praktek dan Tang-

gung Gugat (Accountability) dalam Pengelolaan Air Irigasi

secara Lebih Baik. Dalam E. Pasandaran dan D.C. Taylor (Eds.) 1984. Irigasi. Perencanaan dan Pengelolaan. PT. Gramedia. Jakarta. 240 hal.

Windia, W. 2006. Transformasi Sistem Irigasi Subak yang Ber-

landaskan Tri Hita Karana, Denpasar: Pustaka Bali Pos

Published
2013-11-05
Section
Articles