PERILAKU PETANI TERHADAP PENINGKATAN USAHATANI PADI DI SUBAK ANGGABAYA KELURAHAN PENATIH KECAMATAN DENPASAR TIMUR KOTA DENPASAR

  • Bonavantura Nabul Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian dan Bisnis, Universitas Dwijendra
  • Dicky Marsadi Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian dan Bisnis, Universitas Dwijendra
Keywords: Knowledge, Attitude, Intensity of Improvement, Farming

Abstract

Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena sebagian besar penduduknya bekerja di bidang pertanian. Padi merupakan salah satu komoditas pertanian yang banyak dikembangkan karena menghasilkan tanaman pangan yang berperan penting bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Beras merupakan prioritas utama masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan karbohidrat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: (1). mengetahui tingkat pengetahuan petani tentang peningkatan usahatani padi; (2). menggambarkan sikap petani dalam bertani padi; dan (3). mengetahui intensitas interaksi antara petani dengan Penyuluh Pertanian Lapang di Subak Anggabaya Desa Penatih Kecamatan Denpasar Timur Kota Denpasar. Pemilihan lokasi penelitian ini ditentukan dengan teknik purposive sampling, yaitu berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. (1) Subak Anggabaya, Desa Penatih, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar dikembangkan untuk meningkatkan usahatani padi. (2) Secara teknis yaitu agroklimat, penanaman padi di Subak Anggabaya Desa Penatih sangat mendukung sehingga sangat potensial untuk dikembangkan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata tingkat pengetahuan petani Subak Anggabaya tentang peningkatan usahatani padi relatif tinggi, dimana pencapaian skor 80,00% dari skor maksimal. Indikator yang diukur dalam variabel pengetahuan adalah pengertian peningkatan usahatani padi, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, penggunaan varietas unggul, dan pengairan. Rata-rata sikap petani anggota Subak Anggabaya terhadap peningkatan usahatani padi tergolong setuju, dengan skor rata-rata 73,33% dari skor maksimal. Indikator yang diukur terdiri dari pengertian peningkatan usahatani padi, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, penggunaan varietas unggul, dan pengairan. Rata-rata tingkat intensitas interaksi antara petani dan PPL adalah 76,33%. Artinya tingkat intensitas interaksi antara petani dengan PPL berada pada kategori tinggi.

References

Ekowati. T. D. Sumarjono, H. Setiyawan, dan E. Prasetyo. 2014. “Buku Ajar Usahatani”. UPT Undip Press, Semarang.
Gerungan. 1986. “Psikologi Sosial”. Bandung: PT. Erosco Bandung.
Hakim. A. 2004. “Metode Penelitian Administratif ”. Alfabeta. Bandung. 2010.
Hanfi. M. M.2003. “Mnajemen Edisi Revisi”. Yogyakarta. : UPP AMP YKPN.
Koentjaraningrat, 1987. “Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan”. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Lantarsih, R. 2016.“Pengembangan Mina Padi”. di Kabupaten Sleman. 18 hal.
Mar’at 1984. “Sikap Manusia, Perubahan serta Pengukurannya”. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nawawi, H. H. 1983. “Metode Penelitian Deskriptif ”. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Rahim dan Hastuti,(2007: 158). “Ilmu Usahatani Teori dan Penerapan”. Inti Mediatama, Makassar.
Saifudin, azwar. 1989. “Sikap manusia teori dan pengalaman”. Liberty, Yogyakarta.
Saragih, B. (2001).”Membangun Sistem Agribisnis”. Bogor: Yayasan USESE bekerja sama dengan Sucofindo.

Setiawan, A.B dan Prajanti, S.D.W. 2011. “Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-faktor Produksi Usahatani Padi di Kabupaten Grobogan Tahun 2008”.

Suamba, I. K., Pramesti, I.G.A.W. 2017. ”Persepsi petani terhadap penetapan SubakAnggabaya sebagai Subak lestari dikota Denpasar”. Nama Jurnalagribisnis dan agrowisata.vol. 9 no. 2 hal 4.

Sugiyono. 2010.” Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D”. Bandung: Alfabeta

Surakhmad, winarno. 1985.”Pengantar penelitian, dasar, metode, Teknik”.Tarsito Bandung
Sutarka, I Ketut “ Perilaku Petani Terhadap Peningkatan Mutu Intesifikasi Tanaman Padi”. (Studi Kasus Di Subak Liplip Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung), Universitas Dwijendra, Denpasar 2009.
Wiriatmadja, Soekandar. 1973.”Pokok-pokok penyuluhan pertanian”. Yasaguna, Jakarta.
Published
2022-05-04
Section
Articles