SALURAN PEMASARAN BAWANG MERAH PADA KELOMPOK TANI SUKASARI DI DESA BELANDINGAN KECAMATAN, KINTAMANI KABUPATEN BANGLI

  • Ni Nengah Yastini Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Dwijendra

Abstract

Abstrak Di Indonesia, tanaman bawang merah banyak dibudidayakan di daerah dataran rendah yang beriklim kering dengan suhu agak panas dan cuaca cerah. Produksi bawang merah sampai saat ini memang belum optimal dan masih tercermin dalam keragaman cara budidaya tempat bawang merah diusahakan.Bawang merah merupakan salah satu jenis sayuran yang digunakan sebagai bahan/bumbu penyedap makanan sehari-hari dan juga biasa dipakai sebagai obat tradisional atau bahan untuk industri makanan yang saat ini berkembang dengan pesat. Bawang merah menurut sejarah awalnya tanaman ini memiliki hubungan erat dengan bawang bombay, yaitu merupakan salah satu bentuk tanaman hasil seleksi yang terjadi secara alami terhadap varian-varian dalam populasi bawang Bombay. Berdasarkan hal tersebut, diangkat judul penelitian Saluran Pemasaran Bawang merah.  Penelitian ini bertujuan: (1) untuk mengetahui saluran pemasaran bawang  merah di Kelomok Tani Sukasari di Desa Belandingan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli; (2) untuk mengetahui besarnya marjin pemasaran bawah merah di Kelomok Tani Sukasari di Desa Belandingan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli.Penelitian ini dilakukan di Kelompok Tani Sukasari Di Desa Belandingan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan metode”purposive sampling”atau dipilih secara sengaja. Jumlah petani sampel yang diambil adalah sebanyak 30 orang petani dari 80 orang petani populasi dengan menggunakan sampel random sampling.Hasil penelitian yang didapat bahwa  terdapat dua saluran pemasaran di Desa Blandingan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli yaitu : Saluran I Petani Produsen – Pedagang Kelompok Tani --Super Market – Konsumen Akhir; Saluran II Petani Produsen-- Kelompok Tani –Suplayer –Pedagang Pengecer – Konsumen Akhir.  Pada saluran I yang paling banyak digunakan oleh petani yaitu sebanyak 24 orang petani(80%). Sedangkan pada saluran II sebanyak 6 orang petani (20%).  Hal itu disebabkan karena lebih banyak mendapat keuntungan, dimana biaya pemasaran pada saluran I lebih rendah yaitu Rp525 (1,9%) dari harga  jual per kilogram bawang merah.farmer’s share  yang didapat oleh petani lebih besar yaitu 92,6%..  Sedangakan pada saluran II hanya dilalui oleh 6 orang petani(20), karena biaya pemasarannya lebih tinggi yaitu Rp1.300 (5,2,)farmer’s share yaitu 88,8% (lebih rendah dibandingkan dengan saluran I. Kata Kunci: Saluran, Pemasaran, Marjin,Bawang Merah
Published
2020-11-05
Section
Articles